Jumat, 25 Februari 2011

Berita Heboh Tentang Pangan


Mengenal Enterobacter sakazakii (Cronobacter spp.)
Oleh: Dr. Ratih Dewanti-Hariyadi (dimuat dalam detikNews.com)

Nama Enterobacter sakazakii

Enterobacter sakazakii (Cronobacter spp.) adalah bakteri Gram negatif berbentuk batang yang tidak membentuk spora. Pada awalnya, bakteri ini hanya dikenal sebagai Enterobacter cloacae yang memiliki pigmen kuning. Pada tahun 1980-an Farmer dkk mengidentifikasinya sebagai spesies baru dan mengusulkan nama Enterobacter sakazakii sebagai penghargaan kepada peneliti Jepang Riichi Sakazaki.

Berdasarkan sifat biokimiawinya saat ini terdapat 16 kelompok E. sakazakii yang telah diketahui. Dengan bertambahnya pengetahuan tentang sifat-sifat E. sakazakii pada tahun 2007 Iversen dkk mengusulkan E. sakazakii untuk menjadi genus baru Cronobacter spp. Karena nama yang terbilang baru tersebut, maka panduan internasional yang diterbitkan pada tahun 2008 masih mencantumkan baik E. sakazakii maupun Cronobacter spp.

Perilaku E. sakazakii dalam Pangan

Bakteri E. sakazakii tumbuh pada rentang suhu yang luas yakni 6-47°C. Beberapa galur yang diisolasi dari susu formula di Kanada bisa tumbuh pada 5,5-8,0°C dan terhambat pada suhu 4°. Rata-rata waktu pembelahan bakteri ini dalam susu formula adalah 40 menit pada 23°C dan 4.98 jam pada 10°C.

Artinya, jika ada 1.000 bakteri ini dalam susu formula yang sudah direkonstitusi (dibuat siap minum) maka setelah disimpan pada suhu 23°C selama 40 menit jumlahnya menjadi 2.000. Pada suhu lemari es (10°C), kenaikan jumlah tersebut baru dicapai setelah 5 jam. Batas aktivitas air (aw) dan pH pangan untuk pertumbuhannya belum banyak dilaporkan.

Karena E. sakazakii tidak membentuk spora maka bakteri ini mudah dibunuh oleh panas. Dalam beberapa kajian, dilaporkan bahwa nilai D60 E. sakazakii adalah 2,5 menit, artinya untuk menurunkan jumlah E. sakazakii menjadi 1/10-nya, diperlukan pemanasan pada suhu 60 derajat Celcius selama 2,5 menit.

Sebagai gambaran, jika jumlah awalnya 1.000 per mililiter, maka pemanasan pada suhu 60 derajat Celcius selama 2,5 menit, 5 menit, 7,5 menit, 10 menit akan menurunkan mikroba menjadi berturut-turut 100, 10, 1 dan 0.1 per mililiter. Karena terdiri dari berbagai jenis, maka ketahanan panas bakteri ini cukup beragam dan beberapa bersifat toleran terhadap panas.

Peneliti lain di Korea melaporkan bahwa rekonstitusi susu formula dengan air bersuhu 50°C akan menyebabkan bakteri berkurang menjadi 1/100-nya, sementara dengan suhu 65-70°C terjadi penurunan E. sakazakii menjadi 1/10.000 sampai 1/1000.000-nya (Kim & Park, 2007). Meskipun tidak tahan panas, E. sakazakii ini dilaporkan tahan terhadap kekeringan E. sakazakii tidak tumbuh tetapi dapat bertahan dalam produk kering sampai dengan beberapa bulan.

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PENGENALAN ALAT DAN TEKNIK PRAKTIKUM

BAB I
PENDAHULUAN


1.1   Latar Belakang
Sebelum melaksanakan suatu percobaan praktikum, praktikan harus mengenal alat-alat laboratorium karena penting untuk keselamatan kerja saat melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur, oleh karena itu dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium agar dapat diketahui cara-cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar, sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisir sedikit mungkin. Hal ini penting supaya saat melakukan penelitian praktikan dapat memperoleh data yang akurat. Data-data yang tepat dan akurat akan meningkatkan kualitas penelitian seseorang.
Praktikum pengenalan alat dan teknik laboratorium serta cara sterilisasi dijelaskan secara detail mengenai fungsi dan spesifikasi masing-masing alat tersebut. Sterilisasi adalah usaha untuk membebaskan bahan-bahan dari mikroba patogen yang tidak diinginkan. Jadi alat-alat sterilisasi adalah alat yang digunakan untuk membebaskan suatu bahan atau alat lain dari mikroba patogen yang tidak diinginkan.
  
BAB II
TUJUAN PRAKTIKUM


Adapun tujuan praktikum Pengenalan Alat dan Teknik Laporatorium ini adalah sebagai berikut:
1.         Setelah melaksanakan praktikum mahasiswa dapat mengetahui alat-alat yang ada di dalam laboratorium.
2.         Setelah melaksanakan praktikum mahasiswa dapat mengetahui fungsi-fungsi alat yang digunakan untuk praktek.
3.         Setelah melaksanakan praktikum mahasiswa dapat menggunakan alat-alat sesuai dengan kegunaan dan fungsinya.
4.         Setelah melaksanakan praktikum mahasiswa diharapkan dapat mengetahui prosedur sterilisasi berbagai alat laboratorium.
5.         Setelah melaksanakan praktikum mahasiswa diharapkan dapat melakukan sterilisasi alat-alat yang akan digunakan dengan benar.


BAB III
ALAT DAN BAHAN


3.1    Alat  dan bahan
Alat dan bahan yang dipakai dalam praktikum adalah :

·      Jarum inokulasi (ose)
·      Cawan petri                         
·      Tabung reaksi
·      Ball pipet
·      Pipet ukur
·      Beaker glass
·      Erlenmeyer
·      Gelas ukur
·      Spatula
·      Pipet tetes
·      Objek glass dan cover glass
·      Tabung durham
·      Pembakar Bunsen
·      Krustang
·      Labu ukur
·      Pinset
·      Rak tabung reaksi
·      Botol semprot aquades


3.2    Prosedur Praktikum
3.2.1        Cara memijarkan ose
1)      Ose dipegang dengan 3 jari, ibu jari, telunjuk, dan jari tengah
2)      Jarum dipanaskan di atas bunsen yang menyala secara perlahan-lahan dari bagian ujung sampai semuanya terbakar
3)      Ose diangkat dari api, setelah itu dilakukan inokulasi
3.2.2        Cara memgang cawan petri
1)      Pinggiran cawan dipegang oleh telunjuk, ibu jari, dan jari tengah, bagian bawah cawan petri dipegang dengan jari manis dan kelingking
2)      Dilalukan pinggiran cawan petri di atas api, kemudian dibuka setengah penutup dengan telunjuk dan ibu jari
3)      Setelah dilakukan inokulasi kemudian dilalukan lagi cawan di atas api
4)      Sumbat tabung erlenmeyer dibuka dengan tangan kiri
5)      Kemudian leher tabung dilalukan di atas api
6)      Kemudian cawan petri dilalukan lagi di atas api
7)      Cawan petri dibuka tutup sampai setengah
8)      Medium dituangkan secara aseptis
3.2.3        Cara memegang pipet
1)      Selongsong logam dipegang dengan tangan kiri
2)      Selongsong logam dimiringkan
3)      Selongsong logam dibuka tutup dengan tangan kanan
4)      Pipet steril diambil dari selongsong logam dengan tangan kanan
5)      Selongsong logam ditutup kembali
6)      Ujung pipet ditutup dengan telunjuk
3.2.4        Cara subkultur
1)      Tabung yang akan diinokulasi diberi label
2)      Tabung ditempatkan di telapak tangan, dipegang dengan ibu jari sehingga berbentuk huruf V
3)      Jarum dimasukan ke dalam api sampai kawat berwarna merah
4)      Dengan jarum di tangan, buka tutup tabung
5)      Leher tabung dipanaskan
6)      Dilakukan inokulum sesuai jenis transfernya
7)      Setelah selesai, lalui leher tabung ke atas api
8)      Ditutup kembali dengan menggunakan tangan kanan
9)      Dilewatkan kembali jarum ke atas api
3.2.5        Cara membuat sumbat
1)      Diambil kapas secukupnya
2)      Disimpan kapas di atas kain kassa
3)      Kapas dibungkus dengan kain kassa
4)      Pasang kain kassa di lubang masuk tabung reaksi

  
BAB V
HASIL PENGAMATAN


5.1    Gambar dan Fungsi Alat
Nama Alat
Gambar
Fungsi
Mikroskop
Untuk mengamati objek yang sangat kecil (mikroskopis) yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang
Cawan Petri
Untuk menumbuhkan, memelihara serta membiakkan (kultivasi) mikroorganisme
Tabung reaksi
Untuk menyimpan mikroorganisme dalam medium cair atau padat, alat pengenceran, untuk pengujian mikrobiologis
Pipet ukur
Sebagai pengambil larutan atau sampel sesuai dengan jumlah yang kita tentukan, pada mikrobiologi digunakan untuk memindahkan kultur secara steril
Ball Pipet
Digunakan bersama pipet ukur, untuk mengambil cairan dengan ketelitian yang akurat
Ose
Untuk mengambil dan menggores mikroorganisme, memindahkan atau mengambil koloni suatu mikroba ke media yang akan digunakan kembali
Beaker glass
Untuk mengaduk, mencampur dan memanaskan cairan
Untuk mencegah kontaminasi atau hilangnya cairan dapat digunakan gelas arloji sebagai penutup
Erlenmeyer
Digunakan dalam proses titrasi untuk menampung larutan yang akan dititrasi
Dalam mikrobiologi, erlenmeyer digunakan untuk pembiakan mikroba
Gelas ukur
Mengukur volume larutan, cairan atau tepung pada berbagai ukuran volume
Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume 10 hingga 2000 mL
Spatula
Memindahkan bahan berupa padatan
Membantu memindahkan padatan pada proses penimbangan
Pipet tetes
Membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain dalam jumlah yang sangat kecil tetes demi tetes
Objek glass dan cover glass
Untuk meletakkan preparat yang akan dilihat pada mikroskop
Tabung durham
Untuk menampung atau menjebak gas yang terbentuk akibat metabolisme pada bakteri yang diujikan
Pembakar Bunsen
Untuk memanaskan medium, mensterilkan jarum inokulasi dan alat-alat yang terbuat dari platina dan nikrom seperti jarum platina dan ose
Penjepit kayu
Untuk menjepit tabung yang akan digunakan saat pembakaran. Prinsip kerjanya yaitu memegang lengan tabung reaksi kemudian memasukkan tabung reaksi ke mulut penjepit tabung
Rak tabung reaksi
Tempat dudukan tabung, prinsip kerjanya yaitu tabung reaksi diletakkan sesuai tempat (lubang yang tersedia) disimpan ditempat yang aman
Labu Ukur
Untuk menyiapkan larutan dalam kimia analitik yang konsentrasi dan jumlahnya diketahui dengan pasti dengan keakuratan yang sangat tinggi
Pinset
Untuk mengambil benda tipis secara steril
Botol semprot
untuk sterilisasi ruangan dan praktikan untuk praktikum mikrobiologi berisikan alkohol 70%







5.2    Sterlisasi
Sterilisasi merupakan pemusnahan mikroorganisme termasuk bakteri, kapang, dan virus yang sifatnya resisten. Adapun jenis-jenis sterilisasi dibagi menjadi dua, yaitu:
1.      Sterilisasi kering
Digunakan untuk peralatan gelas tahan panas dan logam dengan menggunakan oven bersuhu 70-80 oC selama 2 jam.
2.      Sterilisasi basah
Digunakan untuk peralatan yang tidak tahan panas dengan menggunakan autoclave atau waterbath bersuhu 121 oC selama 15 menit bertekanan 1 atm. Panas yang dihasilkan tidak langsung mengenai bahan tetapi melalui air atau uap.
Sebelum melakukan praktikum kita harus sterilisasi alat maupun lingkungan kerja yang akan dipakai.
1.      Sterilisasi ruangan bisa dilakukan dengan cara membersihkannya dari berbagai kotoran berat, menyapu dan mengepel ruangan secara rutin sebelum dan sesudah melakukan percobaan. Untuk meja yang akan digunakan, kita lap bersih terlebih dahulu kemudian semprot dengan menggunakan alkohol dengan kadar 70 % dan nyalakan api (bunsen) selama 5-10 menit untuk menghilangkan mikroorganisme yang menempel.
2.      Sterilisasi alat yakni dengan mencuci bersih alat terlebih dahulu, semprot dengan menggunakan alkohol atau jika tidak langsung saja lalukan bagian benda tertentu pada api biru untuk menghilangkan mikroorganisme yang baru menempel. Lebih baik sterilisasikan alat menggunakan metode basah dan kering agar hasilnya lebih baik.

Cara Sterilisasi Cawan Petri
-          Pertama-tama siapkan cawan petri dalam keadaan bersih.
-          Pegang pinggiran cawan dengan menggunakan ibu jari, telunjuk dan jari tengah, sedangkan jari manis dan kelingking menahan bagian bawah cawan kemudian lalukan pinggiran cawan di atas api (untuk meyakinkan tidak adanya mikroorganisme yang menempel.
-          Tutup cawan dan letakkan dalam keadaan terbalik dengan maksud menghindari timbulnya uap yang agar tidak menetes ke dalam medium yang telah dibuat.
-          Bungkus cawan petri dengan menggunakan kertas coklat, letakkan ditengah-tengah kertas.
-          Lipat bagian tengah kertas, buat segitiga di bagian ujung-ujungnya kemudian lipatkan ke belakang cawan hingga terbungkus rapih.

Cara Sterilisasi Pipet Volume
-          Siapkan volume dalam keadaan bersih, lalukan terlebih dahulu pipet diatas api bagian ujung-unjungnya.
-          Bungkus pipet volume dengan menggunakan kertas coklat dengan membuat segitiga terlebih dahulu di bagian ujungnya.
-          Kemudian lilitkan kertas ke seluruh bagian pipet hingga tertutup rapat.
-          Buat lagi lilitan di bagian pangkal hingga pipet tertutup seluruhnya.

Cara Sterilisasi Tabung Reaksi dan Membuat Sumbat
-          Siapkan tabung reaksi dalam keadaan bersih, lalukan bagian mulutnya diatas api
-          Siapkan kapas dan kain kassa steril untuk membuat sumbat.
-          Pertama-tama letakkan kapas diujung kain kassa, gulung hingga tersisa sedikit di bagian ujungnya.
-          Ikat bagian ujung kanan dan kiri kain kassa serapat mungkin, selipkan sisa ikatan sehingga terlihat rapih tanpa ada benang yang tersisa.
-          Sumbatkan pada tabung reaksi, jika sudah terdengar bunyi ‘plok’ saat dibuka, sumbat sudah benar dan siap digunakan. Karena bila belum terdengar bunyi, sumbat masih renggang dan mikroorganisme dapat masuk merusak media yang telah dibuat.


Cara Sterilisasi Jarum Inokulasi (Ose)
-          Pegang ose dengan menggunakan ibu jari, telunjuk dan jari tengah.
-          Bakar jarum seluruhnya dalam posisi tegak di atas api.
-          Angkat dan diamkan sesaat, ose siap digunakan untuk inokulasi.

5.3    Mikroskop

Mikroskop
Sumber dari: farmasi07itb.wordpress.com

No
Nama Bagian
Fungsi
1
Lensa Okuler
lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif
2
Lensa Objektif
 lensa ini berada dekat pada objek yang diamati, lensa ini  membentuk bayangan nyata, terbalik, diperbesar. Dimana lensa ini diatur oleh revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif.
3
Tabung Mikroskop
(tubus)
tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler.
4
Makrometer
(sekrup pemutar kasar)
makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop secara cepat.
5
Mikrometer
(sekrup pemutar halus)

pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil
6
Revolver
 revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya.
7
Reflektor
terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya yang dibutuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.
8
Diafragma
 berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.
9
Kondensor
kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat putar dan di naik turunkan.
10
Meja Mikroskop
berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan diamati.
11
Penjepit Kaca
penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser.
12
Lengan Mikroskop
 berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop.
13
Kaki mikroskop
berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.
14
Sendi iklinasi
(Pengatur sudut)
 untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.

Cara menggunakan mikroskop :
1.      Letakkan  mikroskop di atas meja sedemikian rupa sampai mudah untuk kita melakukan penelitian.
2.      Atur pencahayaan dan pastikan mikroskop terletak pada tempat yang aman.
3.      Atur kedudukan cermin agar cahaya memantul dari lubang meja objektif. Jangan mengarahkan cermin langsung ke cahaya sinar matahari secara langsung karena dapat memantul ke mata dan menggangu penglihatan.
4.      Kemudian letakkan spesimen/ preparat di stage plate kemudian jepit.
5.      Atur perbesaran pada perbesaran terkecil dengan memutar zoom control knob, kemudian cari fokusnya dengan memutar focusing knob.
6.      Perhatikan bayangan melalui lensa okuler.
7.      Setelah preparat terlihat, gunakan pemutar halus untuk menaik turunkan lensa objektif agar tepat pada fokus lensa.
8.      Jika ingin mendapatkan bayangan yang lebih besar, putar zoom control knob ke perbesaran yang lebih tinggi kemudian dicari fokusnya kemudian amati.

Mikroskop cahaya yang sudah dilengkapi sumber cahaya berupa lampu sehingga untuk mengatur pencahayaan tinggal menghidupkan lampu dengan menghidupkan listrik. Bila menggunakan lampu, arahkan lampu pada jarak kira-kira 20 cm dari mikroskop. Berikutnya mengikuti langkah sama seperti di atas dari nomor 4.

Perawatan mikroskop :
Mikroskop memerlukan perawatan dalam penyimpanannya dan penggunaan secara benar. Ini agar mikroskop awet dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Cara membawa mikroskop dengan baik adalah pegang tangkainya dengan tangan kanan dan letakkan tangan kiri untuk menopangnya. Jangan mengayun, melambungkan, atau menggetarkannya sewaktu meletakkan mikroskop dan jangan mengangkat mikroskop pada tubuh tabungnya, karena akan ada bagian yang lepas atau jatuh apabila hal ini dilakukan.
Jika mikroskop telah selesai dipakai harus dibersihkan, pakailah penutup plastik atau masukkan pada kotaknya agar terhindar dari debu. Simpan pada tempat yang kering. Lensa yang kotor harus dibersihkan dengan kain lembut atau kertas lensa yang telah dibasahi dengan air bersabun, alkohol, atau xilol. Lakukan dengan hati-hati karena lensa mudah tergores, yang dapat mengakibatkan pengamatan menjadi kurang jelas.